Astronot berhasil menanam lobak untuk pertama kalinya di
Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) sebagai percobaan yang akan membantu
kru menanam makanan di bulan dan Mars.
Astronot Kate Rubins terlihat mengambil 20 sayuran dan dengan
cermat membungkus masing-masing sayuran dengan kertas timah, menempatkannya di
cold storage untuk perjalanan kembali ke Bumi pada tahun depan.
Eksperimen yang disebut Plant Habitat-02 (PH-02) itu adalah
pertama kalinya astronot menanam lobak di ISS.
Astronot NASA ini memanen tanaman lobak segar dari stasiun
Advanced Plant Habitat (APH) dan Sistem Produksi Sayuran (Veggie), yang
menggunakan lampu LED untuk merangsang pertumbuhan tanaman.
Sistem ini menggunakan lampu LED putih berspektrum luas
merah, biru, dan hijau, untuk menanam tanaman di dalam ruang tertutup.
Sistem kontrol yang canggih ini mengalirkan air, sementara
kamera kontrol dan lebih dari 180 sensor di dalam ruangan memungkinkan para
peneliti di Pusat Antariksa Kennedy NASA untuk memantau pertumbuhan tanaman
serta mengatur tingkat kelembaban, suhu, dan konsentrasi karbon dioksida.
Eksperimen tanaman adalah bagian dari proyek yang lebih besar
yang ditetapkan untuk membantu para astronot menanam makanan mereka sendiri di
bulan dan nantinya akan dipraktikan di Mars.
Selain lobak, ada juga sayuran hijau lainnya yakni sawi dan
selada merah. Lobak dipilih karena kemampuannya yang cepat untuk matang hanya
dalam 27 hari. Ini dianggap ideal sebagai sumber makanan berkelanjutan bagi
astronot yang lapar nantinya.
Manajer program APH NASA di Kennedy Space Center, Nicole
Dufour mengatakan lobak adalah jenis tanaman yang berbeda dibandingkan dengan
sayuran hijau yang ditanam astronot sebelumnya di stasiun luar angkasa.
“Menanam berbagai tanaman membantu kami menentukan tanaman
mana yang tumbuh subur dalam gayaberat mikro dan menawarkan variasi
terbaik
dan keseimbangan nutrisi bagi astronot dalam misi jangka
panjang,” terangnya.
Tak hanya menyediakan makanan baru untuk dinikmati anggota
kru, eksperimen tersebut juga memungkinkan NASA mengidentifikasi keseimbangan
optimal antara perawatan dan pemberian makan yang diperlukan untuk menghasilkan
tanaman berkualitas. Mereka juga menemukan jika sayuran akar membutuhkan
sedikit perawatan.
Dufour mengatakan panen bersejarah ini tidak berarti eksperimen
selesai.
“APH memiliki dua pembawa sains, jadi segera setelah panen
pertama, pembawa kedua akan digunakan untuk mengulangi percobaan dengan menanam
satu set benih lobak lagi,” katanya.
“Mereplikasi percobaan tanaman meningkatkan ukuran sampel dan
meningkatkan akurasi ilmiah,” tambahnya.
Profesor di University of Louisiana di Lafayette yang telah
melakukan eksperimen tanaman dengan NASA sejak 1995, Karl Hasenstein,
mengatakan lobak memberikan kemungkinan penelitian yang luar biasa berdasarkan
pembentukan umbi sensitifnya.
“Kami dapat menanam 20 tanaman di APH, menganalisis efek CO2,
serta akuisisi dan distribusi mineral,” ujarnya.
Tim telah menyiapkan populasi kontrol tanaman di unit habitat
tanaman kontrol tanah di ruang Simulator Lingkungan Stasiun Luar Angkasa
Internasional (ISSES) di dalam Fasilitas Pemrosesan Stasiun Luar Angkasa
Kennedy.
Lobak telah tumbuh di bawah kondisi yang hampir sama di
ISSES, seperti di ISS, sejak 17 November lalu.
Para peneliti di lapangan berencana untuk memanen tanaman
kontrol mereka pada 15 Desember mendatang dan akan membandingkannya dengan yang
ditanam di stasiun.
Sementara itu, melalui pernyataan, NASA mengatakan, dengan
rencana untuk menjelajahi Bulan dan suatu hari nanti Mars, NASA tahu astronot
perlu menanam makanan mereka sendiri untuk mendukung misi jangka panjang jauh
dari rumah.
“Sebagai bagian dari program Artemis, NASA berencana untuk
melakukan eksplorasi berkelanjutan di dan sekitar Bulan pada akhir dekade ini,”
jelas pernyataan itu.
Post a Comment