Sering kepikiran gak sih kenapa
orang-orang Jepang badannya slim semua. Bahkan di Jepang jarang atau hampir tak
dijumpai orang yang gemuk. Ratio obesitas di Jepang bahkan sangat rendah, yakni
3,5% dari total penduduknya. Bahkan Jepang merupakan negara dengan harapan
hidup tinggi dan penduduknya yang berumur panjang.
Kenapa orang Jepang bisa tetap
kurus/ideal? Berikut penjelasannya.
1. Porsi makanan cepat saji yang yang
diperkecil.
makanan cepat saji Jepang memasarkan
ukuran yang sama dengan porsi yang lebih kecil. Ukuran "pendek" untuk
orang dewasa di Jepang adalah ukuran anak-anak di Amerika Serikat, dan yang
didefinisikan sebagai "sedang" di Jepang adalah "kecil" di
Amerika.
Apa yang membuat diet Jepang
berkelanjutan untuk gaya hidup modern bukanlah karena ia menghilangkan makanan
cepat saji atau gula rafinasi, tetapi mempraktikkan moderasi. Sebagai sebuah
masyarakat, warganya tidak dipaksa untuk melakukan pengendalian diri yang
ekstrim atau pembatasan untuk makan yang sehat, tetapi secara psikologis,
pendidikan gizi Jepang dibentuk berdasarkan nilai-nilai keseimbangan.
2. Memilih ukuran piring yang tepat
untuk makan di rumah.
Untuk membawa konsep moderasi ini ke
dalam rumah, dan membentuk kembali pemahaman kita tentang ukuran makanan yang tepat,
pertama-tama kita perlu memilih ukuran piring yang tepat. Makanan tradisional
Jepang mengikuti ide ichiju-sansai, atau "satu sup, tiga sisi," di
mana piring-piring kecil digabungkan untuk membuat satu makanan utuh. Satu
porsi nasi, sup miso, dua hidangan sayur kecil, dan satu porsi hidangan
protein. Dengan cara ini, piring yang lebih kecil dan piring yang bervariasi
secara alami mendiversifikasi makanan untuk dimakan dan melatih kontrol porsi.
3. Suka berjalan kaki.
Orang Jepang telah membangun aktivitas
fisik dalam kehidupan mereka sejak usia sangat dini. Lebih dari 98 persen
anak-anak Jepang berjalan kaki atau bersepeda ke sekolah, menurut Organisasi
Kesehatan Dunia.
Itu berarti sebagian besar anak-anak
Jepang memenuhi rekomendasi bagi anak-anak untuk melakukan aktivitas fisik
sedang hingga berat selama 60 menit per hari hanya dengan berjalan kaki ke dan
dari sekolah.
4. Prgoram makan siang sehat.
Mulai dari sekolah dasar, anak-anak
disajikan makan siang dengan hidangan yang sangat sehat yang sering dibuat dari
makanan lokal dan baru disiapkan di tempat. Jika siswa tidak menyukai makan
siangnya, mereka kurang beruntung. Pilihan makanan yang tidak sehat sama sekali
tidak tersedia.
Anak-anak membantu menyiapkan dan
menyajikan makan siang; dan pendidikan pangan merupakan bagian dari kurikulum.
Siswa mengunjungi pertanian lokal, dan belajar tentang nutrisi, memasak, tata
krama meja, dan keterampilan sosial. Itu semua menempatkan anak-anak pada jalur
kebiasaan hidup yang sehat.
5. Tanpa hidangan penutup.
Makanan penutup bukan sesuatu yang
wajib di Jepang. Kalaupun ingin mengonsumsi sesuatu yang manis biasanya
disajikan di antara waktu makan.
6. Menggunakan sedikit minyak.
Di Jepang jarang ditemui makanan yang
diolah dengan minyak seperti hasil gorengan. Jepang sangat memperhatikan asupan
lemak dan menghindari makanan yang berlemak tinggi. Makanan yang sering
dijumpai di sana adalah jenis makanan hasil rebusan, fermentasi (seperti natto,
tofu, edamame, miso, kinako dan lain - lain) bahkan makanan segar dan mentah.
Orang Jepang benar-benar memperhatikan asupan kalori pada makanan mereka.
7. Suka minum green tea.
Green tea adalah minuman yang paling
sering dikonsumsi oleh orang Jepang. Hampir setiap hari bahkan setiap saat
mereka minum green tea. Di Jepang banyak yang menyediakan green tea secara
gratis di beberapa tempat, seperti restoran atau tempat-tempat lain.
Jepang juga sangat terkenal memiliki
banyak vending machine. Di Amerika atau beberapa negara lain lebih banyak
menyediakan minuman manis dan soda dalam vending machine mereka, namun di
Jepang lebih banyak menjual teh botol atau green tea botol daripada jenis
minuman lain.
Green tea bermanfaat untuk
meningkatkan metabolisme, membakar lemak, menghilangkan kegelisahan, dan
mengurangi resiko masalah cardiovascular. Mengonsumsi banyak cairan seperti teh
membantu mencegah makanan masuk kedalam tubuh secara berlebihan
8. Konsumsi sedikit gula.
Amerika mengonsumsi sebanyak 126 gram
gula per hari dan merupakan konsumsi gula terbesar di dunia, sedangkan Jepang
hanya sebesar 56 gram gula per hari. Sebagai pembanding, dessert di Amerika
sangat manis, berkalori tinggi, dan porsinya besar. Sedangkan di Jepang,
dessert yang disajikan biasanya sedikit, elegan (tampilannya menarik) dan tak
terlalu manis. Tampilan menarik pada dessert di Jepang menyebabkan penikmat
akan sayang apabila ‘merusak’ estetika dari makanan tersebut dan cenderung akan
memakannya sedikit sedikit demi mempertahankan keindahannya lebih lama.
Selain itu konsumsi soda di Jepang
sangat rendah, tak seperti Amerika yang dikenal merupakan negara tertinggi yang
mengonsumsi soda. Soda merupakan minuman berkarbonasi dan tinggi gula dan
kalori. Di Jepang mereka lebih sering mengonsumsi minuman teh tanpa gula
seperti green tea, oolong, barley, houjicha, genmaicha dan lainnya. Hal ini
juga didukung dengan penyediaan teh gratis di restoran sehingga orang-orang
akan semakin memilih mengonsumsi teh dibandingkan soda.
sumber :
[1]
https://heated,medium,com
[2]
https://www,today,com
Post a Comment